TanjungKarangNews.COM- Menulis cerita fiksi yang mengisahkan tentang kondisi geopolitik di masa mendatang bukan hal yang mudah untuk dilakukan.
Selain kepiawaian dalam bercerita, penulis juga membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk melakukan riset dan memahami bagaimana kondisi politik, perkembangan sosial, dan perkembangan sains di negara tertentu.
Membicarakan tentang kondisi geopolitik, masyarakat dunia mungkin sudah tidak asing lagi dengan wacana yang mengisyaratkan bahwa akan terjadi Perang Dunia Ketiga di masa mendatang. Untuk bisa membayangkan bagaimana kacaunya dunia saat peristiwa besar itu terjadi, PW Singer dan August Cole mencoba menghadirkannya dalam novelnya yang berjudul Ghost Fleet.
Judul dalam novel ini sebenarnya meminjam istilah dari Angkatan Laut Ghost Fleet yang armadanya dilengkapi dengan kapal laut serta amunisi tingkat tinggi, yang membuat mereka sering dijuluki sebagai ‘armada hantu’. Walau menghadirkan topik dan tema yang berat, novel debutan dua pakar keamanan nasional ternama di Amerika ini ternyata berhasil menarik simpati banyak publik, hingga membuat Ghost Fleet berhasil diganjar nilai 3,63 di beberapa situs penilaian buku online.
Novel Ghost Fleet akan mengisahkan sebuah armada ‘Hantu’ dan Perang Dunia Ketiga yang diramalkan akan segera datang dalam waktu dekat. Pasukan marinir telah berjuang dalam dahsyatnya pertempuran di Pearl Harbour versi modern, para pilot pesawat tempur berusaha mengalahkan drone-drone antiradar, dan para peretas remaja juga turut andil untuk mencoba meretas sistem pertahanan antar negara. Di tengah pertempuran tersebut, sang miliarder Silicon Valley juga ikut memobilisasi adanya cyber war, bersamaan dengan seorang pembunuh berantai yang sengaja ikut demi membalas dendam pribadi. Siapa yang akan berhasil bertahan sampai akhir?
Novel bergenre techno-thriller dengan tebal lebih dari 500 halaman ini menjadi salah satu karya yang membawa tema berat, namun tetap menarik karena jarang ditemukan pada novel-novel lain. Kisahnya berlatar belakang pada situasi di masa depan, konfliknya dimulai ketika pecahnya Perang Dunia Ketiga antara Amerika Serikat melawan Cina dan Russia.
Dalam novel tersebut, Cina dikisahkan memiliki berbagai teknologi canggih yang mampu melumpuhkan hampir seluruh armada Pasifik milik Amerika Serikat, yang pada akhirnya berhasil membuat mereka menguasai Hawaii. Kekalahan telak ini menjadi penanda kemunculan istilah ‘Ghost Fleet’ atau armada hantu, yang ternyata mengacu pada armada cadangan ‘rahasia’ milik angkatan laut Amerika Serikat.
Meskipun hampir seluruh kejadian dan para tokohnya adalah fiksi buatan penulis, tapi novel ini berhasil membangkitkan ketegangan dan membuat pembaca ikut merasakan kengerian seandainya peristiwa ini benar-benar terjadi di masa mendatang. Kedua penulis juga menggarap setiap detail ceritanya dengan sangat apik, jadi pembaca tetap bisa menikmati ceritanya dan mendapatkan banyak pengetahuan baru mengenai jenis-jenis kapal dan senjata peperangan yang digunakan para tokohnya dalam setiap pertempuran.
Bagi masyarakat Indonesia, Ghost Fleet tampaknya punya tempat tersendiri, karena kedua penulis ternyata menyelipkan dan melibatkan cerita tentang Indonesia dalam novel ini. Di masa depan nanti, Indonesia dikisahkan telah berganti nama menjadi ‘bekas Negara Indonesia’, dan tidak lagi dianggap sebagai negara yang merdeka. Tapi menariknya, Indonesia tetap dinilai sebagai bagian yang penting dan tidak boleh jatuh ke tangan musuh, hal ini tentunya membuat Indonesia memiliki porsi cerita yang sedikit lebih banyak dalam novel ini.
Apa alasan yang membuat Indonesia ini begitu penting bagi Cina maupun Amerika Serikat? Bagaimana kisah kehebatan para armada kapal hantu yang menjadi fokus utama dalam novel ini dan siapa yang pada akhirnya akan memenangkan perang besar ini?
Bagi kamu yang penasaran, novel ini akan memberikan penjelasan secara lengkap dan dijamin tidak akan membuatmu menyesal setelah membacanya.
Pada akhirnya nanti, pemenang akan bergantung pada siapa yang lebih cakap dalam mengambil pelajaran dari kejadian di masa lalu, dan bagaimana ia memanfaatkan teknologi canggih yang ada di masa depan. Meskipun dikatakan sebagai novel fiksi, pembaca tetap tidak boleh lengah dengan realita yang mungkin saja akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan, karena biar bagaimanapun novel ini memiliki basis data dan riset yang kuat. Untuk mengetahui bagaimana jalannya peperangan besar dan siapa saja tokoh yang dianggap ‘Hero’ dalam kisah ini, silahkan baca novel Ghost Fleet. (*)